Perjalanan panjang sejarah penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan YME (selanjutnya sebut saja penghayat) di negeri kita ini mungkin telah ada sejak manusia pertama tercipta di bumi ini atau setidaknya sejak peradaban manusia mulai tumbuh, mengalami gelombang pasang surut yang tiada henti dari waktu ke waktu sebagaimana keberadaan manusia itu sendiri baik secara fisik maupun secara rasio maupun kejiwaannya. Kelompok-kelompok Penghayat ini berkembang sesuai jamannya, semakin lama semakin banyak jumlah maupun macamnya karena semakin berkembangnya gagasan dan munculnya ajaran-ajaran /wahyu baru sesuai kebutuhan jaman yang menopangnya. Ada yang menyatakan telah ada sejak 10.000, 4000 atau 3000 tahun SM, ada yang menyatakan sejak sepuluh abad SM, semua didasarkan fakta sejarah yang bisa dipercaya karena cukup otentik.
Di jaman penjajahan memang tak pernah terdengar adanya kelompok-kelompok penghayat, yang ada adalah kelompok-kelompok Agama yang tentu saja saat itu mendapat tempat sesuai kepentingan kaum penjajah itu sendiri yang waktu itu membagi masyarakat menjadi 3 golongan strata yaitu nomor 1 golongan Eropa (termasuk si penjajah sendiri) nomor 2 golongan Timur Asing (termasuk semua pembawa Agama dan pemilik strata perekonomian), dan barulah golongan terendah yaitu Pribumi. Di kalangan Pribumi inilah baik itu raja ataupun rakyat jelata merupakan tempat berkembangnya Agama Leluhur atau Agama Lokal yang tentu saja sangat dibatasi perkembangannya atau kalau perlu malah dimusnahkan. Dari kondisi ini maka tertanamlah di hati para pendahulu kita (walau tidak semua) pendapat bahwa semua yang datang dari luar itu nilainya mesti lebih tinggi atau lebih baik daripada yang ada (dibuat) di negri ini. Sampai hari ini masih banyak orang-orang kita (Jawa) yang berdecak kagum kalau misalnya anaknya bisa berbahasa asing, padahal bahasa Jawa nya sendiri belum pandai. Menyebut nama buah-buahan juga merasa lebih keren kalau ada bau asingya, misalnya pepaya thailand, kurma arab, jeruk siam dsb. Termasuk juga keyakinan, kebanyakan masih lebih memilih keyakinan Agama (yang diakui negara) daripada keyakinan berkepercayaan (agama lokal).
Apakah agama lokal itu memang begitu rendah tingkat keyakinannya, atau mungkin dianggap menyesatkan (seperti sering dikatakan banyak orang), sehingga nantinya akan membawa ke neraka...?
Berbicara tentang keyakinan hendaknya harus hati-hati, sebab segala hal yang diyakini manusia akhirnya akan membentuk perilaku si manusia itu sendiri, bisa menjadi semakin baik tapi sebaliknya juga bisa menjadi semakin jahat makin kejam atau ganas. Apalagi kalau terjebak pada perasaan bahwa pendapatnya atau keyakinannya itu sudah paling benar, seringkali muncul pendapat bahwa yang tidak benar harus dikalahkan atau bahkan dimusnahkan. Ada yang mengatakan bahwa kesadaran semacam itu baru sampai ditingkat 3 demensi. Apakah mereka tidak sadar bahwa Tuhan YME itu menciptakan segalanya itu terbagi jadi dua hal yang selalu bertentangan, ada terang ada gelap, ada kiri ada kanan, ada besar ada kecil, ada laki ada perempuan (kalau binatang ada jantan ada betina), ada indah ada jelek, begitu juga ada baik ada buruk, ada benar ada salah....... jadi ciptaan Tuhan itu..... baik buruk, benar salah adalah di dalam kehendakNya. Nah, jadi kalau kita ingin memusnahkan yang kita anggap salah apakah itu tidak menentang kehendak Tuhan...? Sampai dimana keyakinan kita tentang Tuhan...? Sebagai seorang Penghayat tidak layak jika kita terjebak pada sikap seperti di atas, menganggap diri kita benar dengan menyalahkan yang lain, apalagi dengan menebar kebencian.....
Berbicara tentang etnis, ada yang terjebak pada anggapan bahwa karena ia keturunan suatu kaum atau bangsa tertentu yang mayoritas hidupnya berhasil, maka ia merasa bahwa ia termasuk bangsa mulia dan perlu disanjung oleh kaum atau bangsa lain yang hidupnya lebih menderita atau rendah. Kesadaran semacam ini juga perlu dikoreksi, kenapa ? Kita masing-masing terlahir menjadi manusia saja tidak pernah sengaja apalagi bisa memilih. Semisal kita hidup ini terlahir dari seekor binatang atau bahkan misalnya jadi anak setan sekalipun, tidak mungkin kita bisa mengelak....... Kesadaran bahwa kita ini seorang manusia pun tidak pernah kita ketahui sebelumnya semenjak lahir, baru setelah beranjak dewasa..... tau bahwa kita ini manusia.
Untuk sementara sampai di sini dulu kita berbincang, lain waktu kita sambung lagi.... bagi yang ingin melayangkan pertanyaan silahkan kontak wa di nomor 0852 5762 4559
Tidak ada komentar:
Posting Komentar