MAKNA SESAJI SURO DAN FALSAFAHNYA

PEMBUKA RISALAH

            Pada saat penulis masih menjadi anggota PAI (Perhimpunan Anggrek Indonesia), seringkali terdengar baik dari para anggota maupun dari para pengurus yang sedang membicarakan perihal anggrek, sederet kata motivasi  “ Katakanlah dengan bahasa bunga”.
Dan memang, untuk memasarkan bunga anggrek yang cantik-cantik itu perlu diciptakan budaya penggunaan bunga anggrek di setiap relung kehidupan masyarakat, baik sejak pendekatan dua hati remaja, saat kelahiran seorang bayi, saat pesta perkawinan atau pesta apa saja, sampaipun di rumah sakit dan bahkan saat ajal menjemput, rangkaian bunga anggrek selalu mampu hadir mempertegas suasana secara simbolik.
            Demikianlah kiranya para leluhur kita, yang sejak dahulu kala telah terkenal memiliki budaya tinggi, sehingga hampir semua rahasia hati yang ingin disampaikan, bermacam nasehat, ajaran/falsafah tentang kehidupan, dhawuh-dhawuh suci, diungkapkan dalam berbagai bentuk symbol yang diwujudkan dalam kreasi seni dan kerajinan yang bernilai tinggi misalnya tarian, gamelan, wayang, keris, bangunan (rumah, gapura,candi dsb), tembang-tembang suci, perlengkapan upacara (kelahiran, perkawinan sampai kematian) dan tak terkecuali aneka sesaji.
            Dalam setiap Peringatan hari besar kepercayaan 1 Suro, hampir dipastikan di situ diadakan suatu acara yaitu Ujub Sesaji Suro, dimana seorang Dukun (Ahli penerjemah) ditugaskan untuk menterjemahkan 40 macam bentuk Sesaji dalam bahasa Jawa yang bermartabat (dalam style Kromo inggil) yang sulit dimengerti oleh sebagian masyarakat, sehingga yang terjadi adalah bergulirnya tafsiran negatif yang tidak menumbuhkan kecintaan akan budaya bangsa sendiri.
Menyikapi hal ini, penulis merasa berkewajiban untuk membantu mereka-mereka yang kurang atau bahkan tidak paham bahasa Jawa tersebut yang menyebabkan terputusnya komunikasi antara sang Dukun dan audiens. Dengan risalah ini diharapkan segala dampak ketidak pahaman bisa semakin terkikis habis sehingga akhirnya akan terjadi saling pengertian di tengah masyarakat itu sendiri yang makin membuahkan rasa aman, damai saling menyayangi dsb.
Semoga …..

Penyusun
  

ARTI SIMBOL /LAMBANG
Aneka bentuk  “SESAJI  SURO”
DAN UNGKAPAN FALSAFAHNYA
NO
BENTUK/NAMA SESAJI
SYMBOL DARI
FALSAFAH
1
DAMAR KAMBANG
Lambang/simbol dari HIDUP/BUDI/SUPER EGO manusia
Hendaknya manusia selalu berupaya untuk tahu/mengenal dan memahami HIDUPnya masing-masing, karena sang HIDUP inilah yang dapat menggerakkan cipta, rasa, karsa, gerak, karya dan tindakan kita. Hanya dengan mengenali HIDUP pribadinya seseorang dimungkinkan akan mengenal TUHAN-nya dan mempermudah peluang untuk bisa kembali menghadap ke haribaan-Nya.
2
AIR BERSIH
Lambang kesucian
Hendaknya kita selalu menjaga perasaan yang bersih, bening, suci.
3
SANTAN KANIL
Lambang ASI dan sari-sari kehidupan yang diserap bayi tatkala masih dalam kandungan.
Supaya kita manusia selalu ingat betapa besar pengorbanan ibu trehadap anaknya, dan juga bisa mengakui dan memahami kemurahan yang tiada terbatas dari Tuhan YME, yang menjamin hidup sejak dalam kandungan.
4
KEMBANG PANCAWARNA
Lambang kehidupan jasmani yang mengalami kuncup, mekar dan layu, juga lambang pancaindera
Hendaknya kita mencintai dan selalu berhati-hati dalam memelihara tubuh kita, dan juga selalu berhati-hati dalam menggunakan Pancaindera agar hidup selalu selamat.
5
KEMBANG SETAMAN
Selain melambangkan raga, juga lambang kehidupan sosial
Selain peduli terhadap raga, termasuk selalu hati-hati  dalam menggunakan raga, juga tentunya kita harus mampu bergaul dengan siapa saja, mudah beradaptasi, bertoleransi tinggi, menghargai sesama, mengingat bahwa hidup kita itu di tengah masyarakat majemuk.
6
BUMBU KINANG
Lambang penderitaan yang selalu menerpa perasaan manusia (manis, pahit, getir, pedas dsb)
Hendaknya dalam mengarungi samudra kehidupan kita dapat meneliti dan menata perasaan hati kita, sehingga tidak selalu mengeluh dan menyalahkan orang lain, tetapi menjadi tabah dalam menghadapi segala penderitaan di sepanjang perjalanan kita menggapai cita-cita luhur.
7
BUBUR/JENANG SENGKALA
Simbol keberadaan ayah dan ibu yang sekedar menjadi perantara terlahirnya jasad kita di dunia
Mengisyaratkan kepada kita semuanya untuk selalu ingat akan asal-usul kita lahir, selalu menghormati dan berbakti kepada kedua orang tua.
8
BUBUR/JENANG PANCAWARNA
Simbol dari proses perjalanan terjadinya benih/janin manusia yang berasal dari ayah dan ibu, begitulah sang ayah dan ibu ternyata ikut mengukir jiwa-raga kita dengan menitipkan segala ascesories sebagai hasil karya cipta, rasa, budi dan karsanya diiring 4 anasir, yang kemudian menjelma pada watak, perilaku, rupa dan bentuk kita yang memiliki 4 macam nafsu.
Dengan mengetahui semua proses sampai terlahirnya jiwa-raga kita didunia, hendaknya kita bisa mengupayakan terkendalikannya nafsu-nafsu yang kita miliki (Amarah, Sufiah, Aluamah dan Mutmainah), agar hidup kita tetap berada di jalan kebenaran sesuai ajaran yang diturunkan Tuhan YME melalui keyakinan masing-masing.
9
BUBUR SURO
Melambangkan wujud bahan pembentukan raga manusia sejak tetes sperma bertemu sel telur sampai terbentuknya janin di dalam rahim, yang mendapatkan daya hidup melalui pernapasan dan sari-sari makanan , terlindungi oleh adanya bungkus, air ketuban dan plasenta yang kesemuanya terjadi atas kuasa Tuhan YME
Adapun makna yang terkandung adalah agar kita mau juga mengakui adanya saudara kita (secara supra natural) yang lahir pada saat/hari yang sama yaitu ketuban (kakang kawah) dan plasenta (adi ari-ari), yang selalu membantu/mengiringi kita dalam menjalani dan menerima Tuntunan Tuhan YME.
10
RUJAK, RUCUH, JANGGELAN, DHAWET, JENANG PROCOT
Perlambang pertumbuhan benih manusia (kita) sejak terjadinya pembuahan, berkembang sampai membentuk janin serta kepala bayi yang siap keluar melalui mulut rahim menjelang dilahirkan.
Agar kita selalu ingat akan asal kejadian diri kita, serta selalu mengingat akan besarnya pengorbanan orang tua terhadap kita, utamanya pengorbanan ibu.
11
CENGKIR GADING
Simbol dari kekuatan cipta/fikiran dan perasaan yang bersih/suci .
Hendaknya dalam bertindak apapun jangan terlalu mengandalkan kekuatan fikiran, namun juga harus dilandasi perasaan yang bersih/suci tidak sekedar memenuhi hawa nafsu.
12
CENGKIR/KELAPA MUDA HIJAU
Cengkir = kencenging piker, symbol kekuatan fikiran dan kekuatan kemauan tetapi berisi kejernihan
Dalam melakukan segala usaha hendaklah tidak mengandalkan fikiran dan kemauan keras saja tetapi harus juga berlandaskan niat dan tujuan yang bersih/suci
13
CIKAL/BIBIT KELAPA
Kelapa serbaguna di seluruh bagian tumbuhan, batangnya lurus (gluglu = lugu),kuat,tinggi dst.
Hendaknya kita bisa berwatak lugu/apa adanya/sederhana,lurus/jujur, bercita tinggi, kuat iman dan berguna bagi siapa saja
14
KEMBAR MAYANG
Lambang dari manusia yang telah mencapai martabat kemanusiaan yang tinggi, banyak ilmu/ pengeta -huan, banyak bermanfaat, telah mampu  menerima tuntunan langsung dari Tuhan YME
Adapun maksudnya adalah agar kita selalu meningkatkan ketaqwaan/ketaatan kita kepada Tuhan YME, meningkatkan perilaku luhur, kesabaran dan bakti kita dalam kehidupan.
15
KERIS PUSAKA
Simbol dari beberapa hal antara lain Jiwa-Raga (curiga manjing warangka), Takdir Tuhan, Pamor Kepercayaan terhadap Tuhan YME, dan symbol percaya diri.
Agar kita dalam mengarungi kehidupan selalu percaya diri, percaya dan mituhu (taqwa) kepada Tuhan YME, berkeyakinan teguh dalam melestarikan nilai-nilai luhur bangsa sendiri.
16
TUMPENG ROBYONG
Lambang manusia yang telah menerima kasih Tuhan YME mampu berbudi luhur, berkarya sesuai yg diidamkan.
Hendaknya kita  selalu bersungguh-sungguh dalam menerapkan budi pekerti luhur, rajin berkarya bagi pembangunan bangsa dan Negara, utamanya bagi para pemegang kekuasaan, hendaklah bisa menjadi contoh yang baik bagi rakyatnya.
17
TUMPENG KENDIT
Tumpeng yang dililit sesuatu Nampak seperti kendit(ikat pinggang), adalah lambang dari pengikat jiwa raga, pengikat antara kakang kawah, adi ari-ari dan sukma (sang hidup) beserta kelengkapannya akibat daya kasih ibu dan bapa..
Makna yang terkandung, hendaknya kita selalu mempererat pengikat hidup kita, selalu ingat akan Tuhan YME, serta selalu mengingat akan saudara kita yang lahir sehari bersama kita.
18
NASI KUNING/PUNAR
Sebagai pelambang terwujudnya bibit manusia
Agar kita berupaya memahami aturan dalam pembentukan janin manusia, karena walaupun kita hanya sekedar menjadi perantara terjadinya benih manusia, namun kenyataannya anak-anak kita akan terbentuk/terwujud secara lahir batin sesuai hasil perbuatan kita saat melakukan senggama.
19
SEKUL/NASI BROK
Lambang telah terlahirnya seorang bayi.
Agar kita selalu mengamati segala perbuatan yang telah lalu, meneliti kekurangannya, agar dapat berbuat lebih baik dikemudian hari.
20
SEKUL/NASI BYAR
Lambang tangis bayi yang pertama saat lahir, bersamaan terbukanya genggaman tangan, pertanda piranti hidup telah menyatu dengan prasetya sang jiwa.
Agar kita selalu ingat serta mematuhi perjanjian hidup kita, bersama-sama menjalani hidup secara seimbang antara jiwa dan raga sampai akhir hayat nanti.
21
SEKUL/NASI GOLONG
Lambang keteguhan / kebulatan tekad.
Maknanya agar kita selalu berupaya menyatukan semua piranti hidup sang pribadi, menyatukan cipta, rasa, budi, karsa, mengendalikan pancaindera serta mengerem nafsu angkara, menuju kepada hidup mulia dan sempurna, berkarya secara bergotong royong dengan sesama.
22
PANGGANG AYAM UTUH (INGKUNG)
Simbol dari patrap ayah dan ibu serta lambang pengorbanan di dalam  hidup
Dimaksudkan agar kita selalu memiliki rasa cinta kasih terhadap sesame, terutama pada keluarga, juga mempunyai rasa pasrah kepada Tuhan YME secara ikhlas (legowo)
23
BUAH-BUAHAN MENTAH & MASAK
Lambang buah perbuatan manusia ( baik-buruk, salah-benar, senang-susah, mujur-celaka, bodoh-pandai dll.)
Agar kita dalam berkarya untuk mewujudkan cita-cia dilakukan dengan sungguh-sungguh, rajin, terampil, benar, baik dan bermanfaat, lebih baik lagi kalau bisa menjadi contoh teladan budi luhur bagi yang lain.
24
PALA KEPENDEM, GUMANDUL,KESAMPAR, KESANDUNG
Simbol realita kehidupan yang dialami manusia yang selalu diiawali dari dalam diri manusia berupa perasaan, angan-angan, fikiran, idea, akal dan tata cara, dst.
Agar dalam bertindak kita tidak terburu-buru, tumpang tindih, ruwet, hendaknya selalu dilandasi dengan berbagai pertimbangan ; perasaan yang bersih, tepat waktu dan tempat, selalu menyenangkan orang banyak, tidak sampai melepas prinsip pribadi, dapat menjunjung tinggi martabat orang tua.
25
JAJAN PASAR
Lambang hubungan kemasyarakatan (yang banyak dan berbeda-beda)
Agar kita dapat selalu hidup rukun dengan sesama, mampu mengindahkan berbagai perasaan orang lain, menerapkan system kepamongan, bertoleransi tinggi dsb.
26
PISANG RAJA, PISANG AYU, PISANG MAS
Lambang cita-cita manusia
Agar dalam menentukan cita-cita kita selalu memilih yang bertujuan baik/luhur yang utama, yang sekiranya dapat mengakibatkan keselamatan, kesejahteraan dan kebahagiaan bagi bangsa , Negara dan bahkan dunia raya.
27
WOH PARI /PADI
Perlambang Selesai (paripurna) dan berisi (mentes)
Agar dalam mengkaji ilmu Ketuhanan benar-benar sampai tuntas, benar-benar menguasai, dapat dibuktikan secara lahir batin serta dimanfaatkan di dalam hidup ini sampai akhir hayat.
28
GODHONG/DAUN KLUWIH
Lambang kelebihan/keunggulan
Selalu berupaya menggapai segala sesuatu yang unggul (dalam arti positif) tanpa rasa sombong, hanya karena Tuhan itu Maha Kuasa, Maha Agung, Maha Pandai dst.
29
GODHONG/DAUN APA-APA
Lambang segala keadaan
Agar kita selalu dapat menyelesaikan segala macam persoalan hidup, mampu mengatasi segala macam rintangan dan hambatan hidup.
30
DAUN BERINGIN
Lambang pangayoman (tempat berteduh)
Hendaknya kita selalu mendapat pangayoman/perlindungan dari Tuhan YME serta kita juga dapat menjadi peneduh bagi orang lain yang sedang menderita (hatinya lagi panas/ susah)
31
DAUN ANDONG DAN PURING
Lambang Pemahaman
Hendaknya kita dapat memahami makna hidup ini sampai tuntas sedalam-dalamnya sejak awal sampai akhir.
32
POHON PISANG UTUH (BATANG, DAUN, BUNGA/ONTONG, BUAH)
Lambang dari menanam tumbuh, menyiram tumbuh dan menyambung tumbuh
Hendaknya kita dalam menggapai cita-cita luhur, tidak mudah tergiur oleh segala godaan yang menyebabkan kita berbelok arah, tidak gentar atau takut terhadap segala hambatan di manapun sampai cita-cita itu tercapai.
33
TEBU HITAM/WULUNG
Lambang mantabnya hati/tekad
Hendaknya kita semua memiliki kepribadian yang mantap (selalu percaya diri), percaya dan taqwa kepada Tuhan YME (sesuai keyakinan masing-masing)
34
JANUR KUNING
Lambang sifat Maha Luhurnya Tuhan YME, yang telah mengadakan, menghidupkan, menghidupi, mencukupi, menguatkan dsb. Juga lambang dari Cahaya Hidup
Hendaknya kita benar-benar percaya dan mengakui adanya Tuhan YME, yang Maha Kuasa, yang Maha Pencipta, dan selalu memanjatkan puja dan puji Kepada-Nya serta berserah diri total Kepada-Nya di manapun dan kapan pun. Sebab sebenarnya kita manusia dan juga makhluk lainnya, tidaklah punya apa-apa, tidak bisa apa-apa, dan tidak tahu apa-apa, apalagi berkuasa. Yang menjadikan kita tahu, bisa dan punya apa-apa itu karena kita diberi hidup, Sang Hidup inilah yang bisa berhubungan dengan Sang Maha Hidup (Tuhan YME).
35
DAMPAR/TEMPAT SESAJI
Lambang manusia yang telah bisa bersifat legowo, karena luas dan dalamnya pengalaman dan pengetahuan lahir batin yang dimilikinya, sehingga mampu menerima siapapun saja, mampu menjadi Pamong (Penggembala)
Hendaknya kita berusaha untuk bisa bersifat terbuka, mau menerima siapa saja, mampu memahami siapa saja, mengerti tata karma /etika pergaulan, mematuhi perundang-undangan, serta mengutamakan keteladanan.
36
TAPLAK MORI PUTIH
Lambang landasan kesucian (hati yang bersih)
Agar di dalam menggapai cita-cita yang luhur/mulia selalu didasari perasaan dan tekad serta perbuatan yang suci, jauh dari niat jahat serta pamrih-pamrih  pribadi atau golongan.
37
PAYUNG AGUNG/PUSAKA
Lambang Pangayoman Pribadi
Hendaknya kita selalu menegakkan prinsip kebenaran dan keadilan, bertindak sederhana apa adanya, dengan selalu memohon pencerahan, tuntunan dan perlindungan dari Tuhan YME
38
TOMBAK LENGKAP 2 (KEMBAR)
Sebagai lambangnya gerbang Kewaspadaan dan keselamatan/keamanan
Hendaknya kita selalu sadar dan mengingat Tuhan YME serta selalu waspada/hati-hati, siap menghadapi segala ancaman, tidak takut pada kesulitan agar keselamatan/keamanan tetap terjaga.
39
DUPA DAN MINYAK WANGI
Lambang keharuman dan ketenteraman.
Adapun maksud yang tertuang hendaknya kita selalu menjaga keharuman nama pribadi, keluarga (orang tua), juga ketenteraman pribadi dengan cara menjalankan sujud manembah kepada Tuhan YME secara heneng- hening dan eling.
40
UMBUL-UMBUL PRING JAWA DAN JANUR KUNING
Lambang keberadaan Ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan YME (dengan aneka macam ragamnya)
Mengandung makna agar kita selalu bersedia menggali, melestarikan dan mengembangkan ajaran nilai-nilai luhur milik bangsa kita di Nusantara ini, serta dengan selalu berupaya menjalani petunjuk / tuntunan / wewarah Tuhan YME yang tersalur lewat Panuntun-panuntun Agung para Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan YME atau melalui penghayatan pribadinya masing-masing.

Demikian sekilas penjelasan yang dapat penulis paparkan guna memaknai 40 macam bentuk sesaji yang selalu diungkapkan pada setiap peringatan 1 Suro di berbagai tempat di Nusantara ini utamanya di tanah Jawa. Paparan ini sebagai terjemahan bebas dari buku “Uba rampe sesaji Suro, Pangertosan lan Ujubipun” yang diterbitkan oleh HPK Kota Surabaya th 1997.
Dari paparan di atas dapat pembaca pelajari bagaimana uraian bentuk, nama dan warna sesaji Suro mengungkapkan falsafah yang sarat makna tentang proses kejadian manusia, asal-usul manusia, tentang bagaimana seharusnya menjalani hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan YME, tentang hubungan manusia dengan Tuhan-nya, tentang hubungan antar sesama, serta tentang membangun watak dan perilaku luhur.
Penulis berharap dengan adanya paparan ini semoga sidang pembaca dapat lebih memahami makna-makna symbol peninggalan leluhur yang sarat dengan falsafah kehidupan yang  selama ini sering menjadi teka-teki bagi sebagian masyarakat utamanya generasi muda, dan bukannya melempar wasangka negatif yang tidak berguna. Paparan asli dalam bentuk bahasa Jawa tingkat kromo inggil juga akan dapat pembaca lihat pada halaman yang lain di blog ini.
Segala bentuk kekurangan yang terjadi dalam penulisan naskah ini sangat memerlukan kritik dan saran guna perbaikannya di masa yang akan datang, dan itu amat penulis harapkan dari para pemerhati. Terima kasih sebelum dan setelahnya.
Semoga guratan ini bisa membuahkan manfaat adanya ……… Estu….

R A H A Y U.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar