Sabtu, 18 Juni 2022

Ruwatan di era New Normal yang lebih menantang

Dua tahun lebih negeri kita dilanda covid-19 yang dampaknya mendera hampir semua lini kehidupan, menelan korban jiwa di semua lapisan masyarakat, tua muda bahkan anak, tak peduli keluarga miskin atau kaya, berpangkat atau tidak, keluarga bersih atau kotor, semuanya sempat ketar-ketir, setiap hari ada yang meninggal dunia yang terkadang sewilayah RT bisa lebih dari satu.

Patut disyukuri, kondisi yang sampai pada puncaknya di sekitar bulan Juli 2021, akhirnya semakin hari menjadi semakin baik, semakin melandai, hal itu terjadi karena ketatnya peraturan Pemerintah, semakin sadarnya masyarakat, maupun semakin gencarnya upaya medis baik berupa pencegahan, pengobatan serta vaksinasi yang terus digalakkan.

Walaupun begitu, rupanya pandemi ini masih belum bisa dikatakan berakhir, sebab walaupun virus utama dari covid-19 ini telah mulai bisa ditanggulangi dengan vaksinasi, ternyata virus ini mampu mengembangkan varian-varian baru yang terkadang lebih mudah menular yang perlu terus diwaspadai. Bukan hanya itu, dunia kesehatan belum bisa bernapas lega, karena ternyata di negara-negara luar juga timbul jenis-jenis penyakit baru yang mulai menyebar, seperti misalnya cacar monyet, hepatitis misterius, penyakit usus dsb.

Selain itu, masyarakat juga belum bisa tenang karena banyaknya permasalahan yang timbul, bencana alam di sana-sini muncul sewaktu-waktu, naiknya harga-harga kebutuhan pokok baik akibat perang, permainan para mafia, dan juga akibat cuaca ekstrim yang memandulkan pergantian musim sehingga banyak petani dan nelayan dibikin susah. Belum lagi mewabahnya PMK yang merugikan para peternak sapi dan pengusaha susu sapi. Semua peristiwa itu bisa terjadi di mana saja utamanya di negeri kita.

Di tengah ketidak pastian yang sama-sama kita rasakan ini, MLKI (Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia) kota Surabaya bertekad bulat untuk memperingati datangnya bulan Suro tahun 1956 Jawa, bulan sakral bagi masyarakat Jawa, sebagai bulan pertama di tahun Jawa, yang selalu dipenuhi kegiatan-kegiatan rohani dalam rangka mengagungkan Tuhan YME, mendoakan roh-roh suci para leluhur agar oleh Tuhan YME diberikan tempat yang layak sesuai dengan perjuangan luhurnya dalam membela serta membangun bangsa dan negeri ini pada jamannya. Juga memanjatkan doa semoga Tuhan YME mengampuni dosa-dosa bangsa ini, dosa-dosa para pemimpin, serta Tuhan selalu membimbing seluruh bangsa ini menuju jaman yang semakin gemilang, makin maju, makin sejahtera dan makin jaya.

Peringatan hari Gora 1 Suro 1956 Jawa ini akan dibuka dengan Gelar Busana Jawa pada hari Sabtu 30 Juli 2022 di depan Grahadi, selanjutnya juga akan diadakan acara Sowan Astana Leluhur doa/semedi di makam-makam para leluhur Surabaya. Juga akan diadakan acara Jamasan Pusaka dan  acara Ruwatan Murwokolo Massal yang sedianya akan digelar pada tanggal 28 Agustus 2022 mendatang. Penyelenggaraan acara ruwatan ini didorong oleh keinginan luhur "Mempersiapkan generasi penerus yang lebih bersih (jiwanya), guna menghadapi tantangan jaman yang semakin kompleks" di kemudian hari. Bagi yang berminat mengikuti/mengikutsetakan putra/putrinya dalam acara ini silahkan klik Ruwatan1956 Jawa

Acara Ruwatan Murwokolo Massal ini akan dikemas sebegitu sakral di pagi sampai siang hari, malamnya diselenggarakan  acara Resepsi Suro 1956 Jawa yang didahului dengan Sesaji Suro, dan Donga Suro, dilanjutkan pagelaran Wayang Kulit.

Guna menandai angka tahun 1956 Jawa ini kami siratkan harapan di tengah situasi dan kondisi yang sedang berkembang dan penuh ketidak pastian ini, hendaknya kita lebih jeli mengendalikan diri dalam memenuhi keinginan hawa nafsu yang timbul akibat bekerjanya pancaindera. Hendaknya kita lebih meningkatkan kesadaran kita dalam melihat dan menghadapi segala permasalahan, dengan selalu ingat bahwa semua yang terjadi ini ada dalam kehendak Tuhan YME. Tahun 1956 Jawa ini kami tandai dengan sengkalan tahun "Osiking nDriya Hambuka Budi" Semoga segala gerak/getar pancaindera kita membuka pemikiran-pemikiran cerah yang melahirkan perilaku-perilaku luhur yang berguna bagi masyarakat bangsa dan negara kita.

Apapun yang akan kami selenggarakan bersama seluruh Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan YME, seluruhnya hanya kami serahkan sepenuhnya di dalam Kuasa dan Kebijakan Tuhan YME. Kami semua hanya makhluk yang tak punya apa-apa, tak bisa apa-apa, dan hanya akan patuh tunduk dalam kehendak-Nya.

Rahayu